Rabu, 09 November 2016

Benarkah cokelat dapat menyebabkan kegemukan?

Dalam pembuatannya, cokelat yang kita konsumsi sehari-hari seringkali mengandung lemak yang berasal dari susu atau lemak dari cokelat itu sendiri. Adanya kandungan lemak ini menyebabkan rasa gurih dan enak pada cokelat karena fungsi lemak selain menambah kalori adalah untuk meningkatkan cita rasa.


Makan cokelat tidak akan menimbulkan kecanduan, tetapi bagi sebagian orang rasa cokelat yang enak mungkin menyebabkan kerinduan untuk mengonsumsinya kembali. Keberadaan phenylethylamine (suatu substansi mirip amphetanine) di dalamnya dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak yang pada gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah munculnya perasaan senang dan perbaikan suasana hati. Katekin merupakan antioksidan kuat yang terkandung di dalam cokelat. Salah satu fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. Coklat juga mengandung theobromine dan kafein. Kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek terjaga bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu, ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrian panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat kita bergairah kembali.


Mengaitkan konsumsi coklat dengan kegemukan rasanya kurang pas. Kegemukan disebabkan oleh faktor genetik, pola makan berlebihan, dan gaya hidup sedentary(aktivitas fisik rendah). Cokelat sebagai snack mungkin tidak akan dikonsumsi rutin tiap hari seperti halnya kita mengonsumsi nasi, jadi kontribusi coklat terhadap asupan kalori tidak sebanyak nasi. Kandungan kalori coklat bervariasi tergantung ukurannya,sebatang coklat bisa mengandung 100- 150 Kalori yang setara dengan 1/4 atau 1/3 makan siang. Oleh karena itu, sebaiknya perhatikan kandungan kalori dalam sebatang cokelat yang akan kita makan sehingga kita mengetahui jumlah kalori yang masuk dalam tubuh kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar