Dalam
pembuatannya, cokelat yang kita konsumsi sehari-hari seringkali mengandung
lemak yang berasal dari susu atau lemak dari cokelat itu sendiri. Adanya
kandungan lemak ini menyebabkan rasa gurih dan enak pada cokelat karena fungsi
lemak selain menambah kalori adalah untuk meningkatkan cita rasa.
Makan
cokelat tidak akan menimbulkan kecanduan, tetapi bagi sebagian orang rasa
cokelat yang enak mungkin menyebabkan kerinduan untuk mengonsumsinya kembali.
Keberadaan phenylethylamine (suatu substansi mirip amphetanine) di dalamnya
dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak yang pada gilirannya
menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah munculnya perasaan senang dan
perbaikan suasana hati. Katekin merupakan antioksidan kuat yang terkandung di
dalam cokelat. Salah satu fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang
bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. Coklat juga mengandung theobromine
dan kafein. Kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek terjaga bagi yang
mengkonsumsinya. Oleh karena itu, ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau
menunggu antrian panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat kita
bergairah kembali.
Mengaitkan
konsumsi coklat dengan kegemukan rasanya kurang pas. Kegemukan disebabkan oleh
faktor genetik, pola makan berlebihan, dan gaya hidup sedentary(aktivitas fisik
rendah). Cokelat sebagai snack mungkin tidak akan dikonsumsi rutin tiap hari
seperti halnya kita mengonsumsi nasi, jadi kontribusi coklat terhadap asupan
kalori tidak sebanyak nasi. Kandungan kalori coklat bervariasi tergantung
ukurannya,sebatang coklat bisa mengandung 100- 150 Kalori yang setara dengan
1/4 atau 1/3 makan siang. Oleh karena itu, sebaiknya perhatikan kandungan
kalori dalam sebatang cokelat yang akan kita makan sehingga kita mengetahui
jumlah kalori yang masuk dalam tubuh kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar