Secara alami, susu sebenarnya memang media
yang ideal bagi pertumbuhan beberapa jenis mikroba, bahkan beberapa diantaranya
bersifat patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Selain Cronobacter
sp mikroba patogen yang juga dapat ditemukan pada susu antara lain
lain Bacillus cereus, Brucella abortus,
Shiga toxin producing Eschericia coli (STEC),
Campylobacter jejuni, Listeria
monocytogenes, Salmonella spp, dan lainnya.
Potensi
sumber terjadinya kontaminasi juga cukup banyak, mulai dari saat pemerahan,
misal akibat sapi yang sedang sakit, kandang yang kotor, pekerja tidak bersih;
suhu pengolahan dan distribusi yang menyimpang; dan lainnya.
Kini
juga telah berkembang metode untuk memperpanjang
umur
simpan susu dan meningkatkan jaminan keamanannya, berikut beberapa diantaranya:
1.
Pemanasan
Teknik
ini sangat populer digunakan untuk pengawetan produk susu. Prinsip dari metode
ini mengeliminasi mikroba patogen dan pembusuk menggunakan suhu tinggi.
Terdapat beberapa metode pemanasan yang sangat umum digunakan, seperti
sterilisasi dan pasteurisasi. Kombinasi suhu dan waktu yang tepat sangat
penting untuk memastikan keberhasilan proses.
2.
Pendinginan
Prinsip
dari teknik pendinginan adalah menurunkan suhu sehingga dapat menghambat
aktivitas mikroba. Sangat penting untuk mencegah terjadinya temperature
abuse, sehingga umur simpan susu dapat optimal.
3.
Fermentasi
Metode
lain yang cukup populer adalah dengan fermentasi. Contohnya pada pembuatan
keju.
Prinsip dari memperpanjang umur simpan dengan fermentasi yakni menumbuhkan
mikroba
tertentu untuk menghambat mikroba patogen. Oleh sebab itu, perlu didesain kondisi
yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba starter tersebut.
4.
Teknik kombinasi
Untuk
lebih mengoptimalkan pengawetan, seringkali beberapa metode dikombinasikan.
Sebagai contoh kombinasi antara pasteurisasi dengan pendinginan, atau
penambahan pengawet dan fermentasi, serta lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar